di balik jeruji
ia menjerit keras sekali
seakan mampu menggetarkan petir
badai, dan tsunami
di balik jeruji
ia menjerit sakit hati
kepada orang di balik kursi
yang menembakkan timah panas di kakinya
tempo hari
di balik jeruji
ia menjerit hebat sekali
di kepalanya hanya tergambar nasi
untuk anak istri
belum makan tiga hari
di kepalanya hanya teringat
sepatu yang hendak ia curi
teringat si sari, anak bungsunya
suka merengek
selalu diejek sepatunya robek
teringat si hakim
mengetuk palu
seraya mengucap
tujuh tahun bla bla bla
dan ia tak ingin mengingat lagi
di balik jeruji
ia menjerit tiada henti
namun seakan
semuanya tuli
2011
No comments:
Post a Comment